MEMPROKLAMIRKAN AJARAN MORAL AL-QUR’AN KE SELURUH DUNIA

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah…
 
Di dalam al-Qur’an, kita berkali-kali menemukan frasa “sunnatullah.” Ini adalah sebuah ungkapan yang berarti cara Allah, atau hukum-hukum Allah. Menurut al-Qur’an, hukumhukum ini selamanya valid. Sebuah ayat menyatakan: 

Sebagai sunnah Allah yang berlaku atas orang-orang yang telah terdahulu sebelum(mu), dan kamu sekali-kali tiada akan mendapati perubahan pada sunnah Allah.  (Q.s. al-Ahzab: 62). 
Salah satu hukum Allah yang tidak berubah adalah, sebelum dimusnahkan, umat-umat diberi peringatan dulu oleh seorang pemberi peringatan. Fakta ini diwahyukan dalam firman-firman ini: 

Dan Kami tidak membinasakan sesuatu negeri pun, melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberi peringatan. (Q.s. asy-Syu‘ara’: 208). 

Di sepanjang sejarah, Allah telah mengutus seorang pemberi peringatan kepada tiap-tiap umat yang telah berbuat kerusakan, menyeru mereka agar mengikuti jalan yang benar. Akan tetapi, orang-orang yang tetap berkeras dalam kezaliman mereka dimusnahkan setelah tiba saat yang ditentukan bagi mereka, dan menjadi contoh bagi generasi-generasi setelahnya. Bila kita pikirkan dengan mendalam hukum Allah ini, sejumlah misteri yang penting pun terkuak bagi kita. 

Hari Kiamat adalah bencana terakhir yang menimpa dunia ini. Al-Qur’an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan untuk memberi nasihat kepada umat manusia, yang petunjuknya tetap bertahan hingga akhir dunia. Dalam salah satu ayatnya, dikatakan, “… al-Qur’an itu tidak lain hanyalah peringatan untuk segala umat.” (Q.s. al-An’am: 90). Orang-orang yang punya pikiran bahwa al-Qur’an hanya berbicara untuk suatu masa atau tempat tertentu sungguh-sungguh telah keliru, karena al-Qur’an adalah sebuah seruan umum kepada seluruh “alam”. 

Semenjak zaman Nabi saw., kebenaran al-Qur’an telah disampaikan ke seluruh penjuru dunia. Karena perkembangan-perkembangan teknologi yang tiada taranya pada zaman kita sekarang, perintah-perintah al-Qur’an dapat diproklamirkan kepada seluruh umat manusia. Pada hari ini, sains, pendidikan, komunikasi, dan transportasi sudah hampir mencapai titik puncak perkembangannya. Berkat adanya komputer dan teknologi Internet khususnya, orang-orang yang berada di tempat-tempat yang jauh di dunia ini dengan cepat dapat berbagi informasi dan membangun komunikasi. Revolusi dalam sains dan teknologi telah menyatukan seluruh bangsa di dunia ini; ungkapan-ungkapan seperti “globalisasi” dan “kewarganegaraan dunia” telah masuk ke dalam perbendaharaan kosa kata kita. Singkatnya, semua penghalang yang merintangi persatuan manusia di seluruh penjuru dunia kini sedang dihapuskan dengan cepat. 

Dengan menilik dari berbagai fakta ini, dengan mudah dapat dikatakan bahwa pada “zaman informasi” kita ini, Allah telah memberikan segala macam perkembangan teknologi sebagai alat untuk kemaslahatan kita. Adalah tanggung jawab kaum muslimin guna menggunakan dengan sebaik-baiknya peluang-peluang yang telah ditawarkan oleh Allah ini, dan untuk mengajak manusia dari berbagai kalangan agar menerima ajaran moral al-Qur’an. 

Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan. 

Al-Faqiroh Albanjary 

INDAHNYA QIYAMUL LAIL

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah…

Qiyamul lail atau yang biasa disebut juga Sholat Tahajjud atau Sholat Malam adalah salah satu ibadah yang agung dan mulia, yang disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagai ibadah nafilah atau ibadah sunnah. Akan tetapi bila seorang hamba mengamalkannya dengan penuh kesungguhan, maka ia memiliki banyak keutamaan. Berat memang, karena memang tidak setiap muslim sanggup melakukannya.

Andaikan Anda tahu keutamaan dan keindahannya, tentu Anda akan berlomba-lomba untuk menggapainya. Benarkah ?

Ya, banyak nash dalam Alquran dan Assunnah yang menerangkan keutamaan ibadah ini. Di antaranya adalah sebagai berikut:

Pertama: Barangsiapa menunaikannya, berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya: “Dan pada sebagian malam hari, sholat tahajjudlah kamu sebagai ibadah nafilah bagimu, mudah-mudahan Rabb-mu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” (Al-Isro’:79) Dr. Muhammad Sulaiman Abdullah Al-Asyqor menerangkan: “At-Tahajjud adalah sholat di waktu malam sesudah bangun tidur. Adapun makna ayat “sebagai ibadah nafilah” yakni sebagai tambahan bagi ibadah-ibadah yang fardhu. Disebutkan bahwa sholat lail itu merupakan ibadah yang wajib bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sebagai ibadah tathowwu’ (sunnah) bagi umat beliau.” ( lihat Zubdatut Tafsir, hal. 375 dan Tafsir Ibnu Katsir: 3/54-55)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Sholat yang paling utama sesudah sholat fardhu adalah qiyamul lail (sholat di tengah malam).” (Muttafaqun ‘alaih)

Kedua : Qiyamul lail itu adalah kebiasaan orang-orang shalih dan calon penghuni surga. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman surga dan di mata air-mata air, sambil mengambil apa yang diberikan oleh Rabb mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan, (yakni) mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Adz-Dzariyat: 15-18).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik lelaki adalah Abdullah (yakni Abdullah bin Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhuma, -ed) seandainya ia sholat di waktu malam.” (HR Muslim No. 2478 dan 2479). Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menasihati Abdullah ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau menjadi seperti fulan, ia kerjakan sholat malam, lalu ia meninggalkannya.” (HR Bukhari 3/31 dan Muslim 2/185).

Ketiga : Siapa yang menunaikan qiyamul lail itu, dia akan terpelihara dari gangguan setan, dan ia akan bangun di pagi hari dalam keadan segar dan bersih jiwanya. Sebaliknya, siapa yang meninggalkan qiyamul lail, ia akan bangun di pagi hari dalam keadan jiwanya dililit kekalutan (kejelekan) dan malas untuk beramal sholeh. 

Suatu hari pernah diceritakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang orang yang tidur semalam suntuk tanpa mengingat untuk sholat, maka beliau menyatakan: “Orang tersebut telah dikencingi setan di kedua telinganya.” (Muttafaqun ‘alaih). 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menceritakan: “Setan mengikat pada tengkuk setiap orang diantara kalian dengan tiga ikatan (simpul) ketika kalian akan tidur. Setiap simpulnya ditiupkanlah bisikannya (kepada orang yang tidur itu): “Bagimu malam yang panjang, tidurlah dengan nyenyak.” Maka apabila (ternyata) ia bangun dan menyebut nama Allah Ta’ala (berdoa), maka terurailah (terlepas) satu simpul. Kemudian apabila ia berwudhu, terurailah satu simpul lagi. Dan kemudian apabila ia sholat, terurailah simpul yang terakhir. Maka ia berpagi hari dalam keadaan segar dan bersih jiwanya. Jika tidak (yakni tidak bangun sholat dan ibadah di malam hari), maka ia berpagi hari dalam keadaan kotor jiwanya dan malas (beramal shalih).” (Muttafaqun ‘alaih)

Keempat : Ketahuilah, di malam hari itu ada satu waktu dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengabulkan doa orang yang berdoa, Allah akan memberi sesuatu bagi orang yang meminta kepada-Nya, dan Allah akan mengampuni dosa-dosa hamba-Nya bila ia memohon ampunan kepada-Nya. 

Hal itu sebagaimana yang disebutkan oleh Rasulullah dalam sabda beliau: “Di waktu malam terdapat satu saat dimana Allah akan mengabulkan doa setiap malam.” (HR Muslim No. 757). Dalam riwayat lain juga disebutkan oleh beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Rabb kalian turun setiap malam ke langit dunia tatkala lewat tengah malam, lalu Ia berfirman: “Adakah orang yang berdoa agar Aku mengabulkan doanya?” (HR Bukhari 3/25-26). Dalam riwayat lain disebutkan, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman: “Barangsiapa yang memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku mengampuninya, siapa yang memohon (sesuatu) kepada-Ku, niscaya Aku pun akan memberinya, dan siapa yang berdoa kepada-Ku, niscaya Aku akan mengabulkannya.” Hal ini terus terjadi sampai terbitnya fajar. (Tafsir Ibnu Katsir 3/54)

Kesungguhan Salafus Shalih untuk menegakkan Qiyamul lail
Disebutkan dalam sebuah riwayat, bahwa tatkala orang-orang sudah terlelap dalam tidurnya, Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu justru mulai bangun untuk shalat tahajjud, sehingga terdengar seperti suara dengungan lebah (yakni Al-Qur’an yang beliau baca dalam sholat lailnya seperti dengungan lebah, karena beliau membaca dengan suara pelan tetapi bisa terdengar oleh orang yang ada disekitarnya, ed.), sampai menjelang fajar menyingsing.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah ditanya: “Mengapa orang-orang yang suka bertahajjud itu wajahnya paling bercahaya dibanding yang lainnya?” Beliau menjawab: “Karena mereka suka berduaan bersama Allah Yang Maha Rahman, maka Allah menyelimuti mereka dengan cahaya-Nya.” 

Abu Sulaiman berkata: “Malam hari bagi orang yang setia beribadah di dalamnya, itu lebih nikmat daripada permainan mereka yang suka hidup bersantai-santai. Seandainya tanpa adanya malam, sungguh aku tidak suka tinggal di dunia ini.”

Al-Imam Ibnu Al-Munkadir menyatakan : “Bagiku, kelezatan dunia ini hanya ada pada tiga perkara, yakni qiyamul lail, bersilaturrahmi dan sholat berjamaah.”

Al-Imam Hasan Al-Bashri juga pernah menegaskan: “Sesungguhnya orang yang telah melakukan dosa, akan terhalang dari qiyamul lail.” Ada seseorang yang bertanya: “Aku tidak dapat bangun untuk untuk qiyamul lail, maka beritahukanlah kepadaku apa yang harus kulakukan?” Beliau menjawab : “Jangan engkau bermaksiat (berbuat dosa) kepada-Nya di waktu siang, niscaya Dia akan membangunkanmu di waktu malam.”(Tazkiyyatun Nufus, karya Dr Ahmad Farid)

Pembaca yang budiman, inilah beberapa keutamaan dan keindahan qiyamul lail. Sungguh, akan merasakan keindahannya bagi orang yang memang hatinya telah diberi taufik oleh Allah Ta’ala, dan tidak akan merasakan keindahannya bagi siapa pun yang dijauhkan dari taufik-Nya. Mudah-mudahan, kita semua termasuk diantara hamba-hamba-Nya yang diberi keutamaan menunaikan qiyamul lail secara istiqamah. Wallahu waliyyut taufiq.

Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan. 

Al-Faqiroh Albanjary 

Doa Qunut Subuh, Arab, Latin, Arti dan Kajian Hukumnya

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah…

Bismillah, Alhamdulillah. Semoga Allah senantiasa memberi kita kesempatan untuk menggali ilmu serta mengamalkannya. Sehingga kita menjadi umat yang bertafaqquh fi ad-Diin.

 Kali ini, kita akan berbagi salah satu redaksi teks doa qunut shubuh. Sehingga bagi kaum muslimin yang belum hafal, semoga dapat segera terbantu untuk bisa hafal dan mengamalkannya dalam ibadah, khususnya dalam pelaksanaan shalat subuh sehari-hari. Kami susunkan dalam beberapa bagian. Pertama, redaksi doa qunut shubuh dalam bahasa arab. Kedua, redaksinya dalam tulisan latin. Ketiga, terjemahnya dalam bahasa Indonesia. Keempat, kajian hukumnya sehingga kita bisa mengetahui landasan ilmu di dalamnya.
------

 DOA QUNUT SUBUH

ﺍﻟﻠّﻬُﻢَّ ﺍﻫْﺪِﻧِﻲْ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻫَﺪَﻳْﺖَ, ﻭَﻋَﺎﻓِﻨِﻲْ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﻋَﺎﻓَﻴْﺖَ , ﻭَﺗَﻮَﻟَّﻨِﻲْ ﻓِﻴْﻤَﻦْ ﺗَﻮَﻟَّﻴْﺖَ, ﻭَﺑَﺎﺭِﻙْ ﻟِﻲْ ﻓِﻴْﻤَﺎ ﺃَﻋْﻄَﻴْﺖَ, ﻭَﻗِﻨِﻲْ ﺑِﺮَﺣْﻤَﺘِﻚَ ﺷَﺮَّ ﻣَﺎ ﻗَﻀَﻴْﺖَ . ﻓَﺈِﻧَّﻚَ ﺗَﻘْﻀِﻰ ﻭَﻻَ ﻳُﻘْﻀَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻚَ, ﻭَﺇِﻧَّﻪُ ﻻَﻳَﺬِﻝُّ ﻣَﻦْ ﻭَّﺍﻟَﻴْﺖَ, ﻭَﻻَ ﻳَﻌِﺰُّ ﻣَﻦْ ﻋَﺎﺩَﻳْﺖَ, ﺗَﺒَﺎ ﺭَﻛْﺖَ ﺭَﺑَّﻨَﺎ ﻭَﺗَﻌَﺎﻟَﻴْﺖَ , ﻓَﻠَﻚَ ﺍﻟْﺤَﻤْﺪُ ﻋَﻠَﻰ ﻣَﺎ ﻗَﻀَﻴْﺖَ , ﺃَﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻙَ ﻭَﺃَﺗُﻮْﺏُ ﺇِﻟَﻴْﻚَ , ﻭَﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪِﻥِ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺍْﻷُﻣِّﻲِّ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢ

Allahhummah dini fiman hadait.
Wa'a fini fiman 'afait.
Watawallani fiman tawalait.
Wabarikli fimaa a'tait.
Waqinii syarramaa qadzait.
Fainnaka taqdhi wala yuqdha 'alaik.
Waiinahu layadziluman walait.
Walaa ya'izzuman 'adait.
Tabaa rakta rabbana wata'alait.
Falakalhamdu 'ala maaqadzait.
Astaghfiruka wa'atubu ilaik.
Wasallallahu 'ala Saidina Muhammad Nabiyyil ummiyi
Wa'ala alihi wasahbihi Wasallam.

Artinya:
"Ya Allah berilah aku petunjuk sebagaimana mereka yang telah Engkau tunjukkan
Dan berilah kesehatan kepadaku sebagaimana mereka yang telah Engkau berikan kesehatan
Dan peliharalah aku sebagaimana orang yang telah Engkau pelihara
Dan berilah aku keberkahan pada apa-apa yang telah Engkau karuniakan
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang terhukumi
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin Dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau
Maka segala puji di atas yang Engkau hukumkan
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau
(Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya."
-----
KAJIAN HUKUM QUNUT SUBUH
Berikut ini adalah fatwa lembaga fatwa kenamaan dunia "Darul Fatwa Mesir" yang banyak dihuni oleh Syaikh-Syaikh Al-Azhar Univercity, Cairo:
-------

Melaksanakan Qunut dalam sholat subuh merupakan sunnah nabi terdahulu. Ini diungkapkan oleh kebanyakan Salafusshalih dari kalangan sahabat, tabi'in, serta ulama-ulama sejagat setelahnya.

Dalam hal ini, terdapat hadits Anas bin Malik ra.:

ﺃَﻥَّ ﺍﻟﻨﺒﻲَّ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺁﻟﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗَﻨَﺖَ ﺷَﻬﺮًﺍ ﻳَﺪﻋُﻮ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺛُﻢ ﺗَﺮَﻛَﻪ، ﻭﺃَﻣّﺎ ﻓﻲ ﺍﻟﺼُّﺒﺢِ ﻓﻠﻢ ﻳَﺰَﻝ ﻳَﻘﻨُﺖُ ﺣﺘﻰ ﻓﺎﺭَﻕَ ﺍﻟﺪُّﻧﻴﺎ
Artinya:
"Sesungguhnya Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam berqunut satu bulan penuh mendoakan mereka (para pembunuh sahabat Nabi yang diutus untuk mengajarkan al-Quran), kemudian beliau meninggalkannya, adapun dalam sholat subuh, maka Nabi senantiasa qunut hingga meninggalkan dunia “

Hadits tersebut merupakan Hadits Sahih yang diriwayatkan oleh para Huffadz dan mereka telah menshahihkan-nya, sebagaimana kata Imam an-Nawawi dan lainnya.

Pendapat ini diambil oleh para ulama Syafi'iyyah dan Malikiyyah dalam pendapat masyhur. Menurut mereka dianjurkan melaksanakan qunut subuh secara mutlak. Mereka menafsirkan atas riwayat-riwayat mengenai penghapusan hukum qunut atau larangan membacanya dengan mengatakan bahwa yang ditinggalkan adalah mendoakan kaum tertentu dengan keburukan (melaknat mereka), bukan menghapus qunut secara mutlak.

Kelompok ulama lainnya memandang bahwa melaksanaan qunut subuh itu ketika ada bencana pada kaum muslimin. Jika tidak ada bencana, maka melaksanakan qunut tidak dianjurkan. Ini merupakan madzhab Hanafiyah dan Hanabilah.

Maka, bila terjadi bencana pada kaum muslimin, anjuran untuk melaksanaan qunut shubuh tidak diperdebatkan. Karena perbedaan tentang qunut hanya diperdebatkan di shalat fardu selain shalat shubuh.

Sebagian ulama yang berpendapat bahwa melaksanakan qunut hanya ada dalam shalat subuh adalah ulama Malikiyyah.  Sebagian lagi ada yang menjalankannya di shalat fardu yang bacaannya dikeraskan, mereka adalah ulama Hanafiyyah. Dan yang paling shahih adalah pendapat Syafi'iyah yang meratakan Qunut bisa dilaksanakan di semua shalat fardu. Mereka mengumpamakan terhadap qunut yang dilaksanakan ketika turun wabah, kekeringan, atau hujan yang merusak bangunan serta tanaman, atau takut musuh serta ditangkapnya alim.

Simpulnya, para ulama berbeda pendapat mengenai anjuran Qunut subuh selain dalam keadaan genting (nazilah). Adapun bila dalam keadaan genting, maka para ulama sepakat akan anjuran qunut subuh dan menganggapnya sunnah pada saat shalat subuh. Para ulama berbeda pendapat tentang qunut pada shalat fardu di selain shalat subuh.

Dengan demikian, kritikan terhadap pembacaan doa qunut dalam shalat Shubuh dengan alasan bahwa perbuatan itu tidak benar, adalah kritikan yang salah. Hal ini bila dilihat dari kondisi umat Islam yang sedang ditimpa dengan berbagai bencana, musibah dan wabah penyakit serta rongrongan para musuh dari semua penjuru. Semua ini menuntut kita untuk memperbanyak doa dan munajat kepada Allah dengan harapan semoga Allah menjauhkan tangan-tangan jahat musuh dari kita, mengembalikan wilayah kita yang dirampas serta membuat bahagia Nabi kita Muhammad saw. dengan kemenangan umatnya dan kembalinya kehormatan umat ini yang terampas. Hal ini jika kita melihat bahwa bencana tersebut terus berkelanjutan dan tidak pernah berkesudahan.

Namun, orang yang berpendapat bahwa suatu bencana hanya terbatas pada waktu tertentu dan tidak lebih dari satu bulan atau empat puluh hari, maka orang tersebut tidak boleh menyalahkan orang yang membaca qunut ketika shalat Shubuh. Karena orang yang membaca qunut ini mengikuti pendapat salah satu imam mazhab yang diperintahkan untuk diikuti sebagaimana disinggung dalam firman Allah SWT,

ﻭَﻣَﺎ ﺃَﺭْﺳَﻠْﻨَﺎ ﻣِﻦْ ﻗَﺒْﻠِﻚَ ﺇِﻟَّﺎ ﺭِﺟَﺎﻟًﺎ ﻧُﻮﺣِﻲ ﺇِﻟَﻴْﻬِﻢْ ﻓَﺎﺳْﺄَﻟُﻮﺍ ﺃَﻫْﻞَ ﺍﻟﺬِّﻛْﺮِ ﺇِﻥْ ﻛُﻨْﺘُﻢْ ﻟَﺎ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ

"Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui." (An-Nahl [16]: 43).

Barang siapa yang mentaklid imam lain yang pendapatnya menurutnya benar dalam masalah ini, maka dia tidak boleh mengingkari orang yang membaca qunut. Karena, dalam kaidah fikih disebutkan: Lâ yunkaru al-mukhtalaf fîh (Tidak boleh mengingkari persoalan yang masih diperdebatkan). Dan kaidah lain menyatakan: Lâ yunqaqhu al-ijtihâd bil ijtihâd (Sebuah ijtihad tidak dibatalkan dengan ijtihad lain). Wallahu subhânahu wa ta'âlâ a'lam.
Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan. 
Al-Faqiroh Albanjary   

Dakwah "Anjuran Tidak Tidur Setelah Sahur dan Sholat Subuh"

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah…

Langsung tidur setelah shalat subuh ternyata tidak dianjurkan dalam Islam
dan beberapa ulama menjelaskan hukumnya adalah makruh (jika tidak ada udzur dan keperluan). Selain itu, kurang baik juga untuk pola hidup yang sehat. Setelah subuh adalah waktu turunnya berkah dan rezeki, jika tidur maka tidak mendapatkan berkah ini.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Beberapa ulama menjelaskan hukumnya adalah makruh. Urwah bin Zubair berkata,
“Zubair bin Awwam melarang anaknya tidur setelah subuh.”

Jika berbicara tentang “berkah” terkadang tidak masuk logika dan hitungan matematika. Mungkin ada yang bilang:
“Saya sering tidur setelah subuh (bahkan kelewatan shalat subuh), tapi rezeki saya lancar !!!”
Jawabnya: "walaupun secara hitungan rezekinya banyak, tetapi belum tentu berkah. Belum tentu ia qonaah dan bahagia dengan banyaknya hartanya. Bisa jadi banyak ia dapat, banyak juga ia keluarkan dalam hal yang tidak bermanfaat. Atau hartana “dibuang-buang” oleh anaknya dan keluarganya dalam hal maksiat dna dosa."

Sebaiknya jangan tidur setelah subuh karena waktu itu juga turunya rezeki dan berkah. Secara medis, pola tidur setelah subuh kurang sehat. Perlu diingat yang namanya pola hidup tidak sehat, bukan sekarang akibatnya, tetapi akumulasi dan akan terasa ketika usia mulai menua karena pola hidup yang tidak sehat. Sebagaimana para perokok yang mengaku:
“Saya perokok tetapi masih kuat nih olahraga, masih sehat kok”
Jawabnya: "nanti kita lihat ketika ia sudah akan tua, banyak keluhan kesehatan bagi perokok ketika sudah tua".

Tidur setelah subuh tidak baik untuk kesehatan, karena saat itu adalah jam tubuh mulai melakukan metabolisme dan pemanasan. Jika tertidur lagi maka ibarat kendaraan yang tidak melakukan pemanasan. Ketika bangun jam 7 atau jam 8 pagi terasa masih lemas dan kurang bersemangat.
Tidur setelah subuh kurang sehat sebagaimana dijelaskan oleh ulama yang juga seorang dokter.
“Tidur setalah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa [metabolisme] yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktifitas .”

Jika bergadang sebelumnya dan perlu tidur, diusahakan tidur setelah terbit matahari. Setelah begadang semalaman, tidurnya (untuk malas) tidak langsung setelah subuh, tetapi setelah terbit matahari sekitar jam 6 pagi atau jam 6.30 (waktu Indonesia).

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah berkata :
"Beberapa ulama yang cukup sibuk melakukan seperti ini, mereka tidur sebentar setealah terbit matahari kemudian berangkat kerja dan mengajar".

Memang godaan tidur setelah subuh “luar biasa” dan “berat” bagi mereka yang tidak biasa. Ini hanya “masalah kebiasaan” saja. 

kunci utama merubah kebiasaan adalah:
“Mencari kegiatan setelah shalat subuh, jika bisa jangan kegiatan sendiri”

Misalnya :
  • Belajar setelah shalat subuh di masjid
  • Memasak setelah shalat subuh
  • Jalan-jalan dengan anak-anak
Hendaknya kita punya kegiatan setelah subuh, seperti membaca atau menghapal Al-Quran dengan suara yang agak dibesarkan, menghapal hadist, berdzikir pagi-petang, menghapal doa-doa keseharian, setoran hapalan.

Namun ada juga yang mengaji atau berdzikir lama-kelamaan ketiduran, maka handaklah kita mencari kegiatan yang melibatkan orang banyak. Misalnya saling setoran hapalan dengan beberapa orang dimasjid, mengikuti majelis ilmu ba’da subuh dimasjid, belajar membaca dan memperbaiki Al-Quran.


Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan. 

Al-Faqiroh Albanjary 

ETIKA KOMUNIKASI DALAM BERDAKWAH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah… 


Didalam artikel saya akan membagikan isi artikel yang berjudul "Etika Komunikasi Dalam  Berdakwah". Dan saat kita berdakwah tentu saja kita membutuhkan komunikasi dengan baik. 

Komunikasi dalam Islam dinilai penting, karena adanya kewajiban berdakwah kepada setiap orang-orang yang beriman sehingga nilai-nilai Al-Qur’an dan haditsnya harus selalu dikomunikasikan kepada orang lain, khususnya keluarga guna menghindari siksaan api neraka. Komunikasi sangat berpengaruh terhadap kelanjutan hidup manusia, baik manusia sebagai hamba, anggota masyarakat, anggota keluarga dan manusia sebagai satu kesatuan yang universal. Seluruh kehidupan manusia tidak bisa lepas dari komunikasi.

Kaidah, prinsip atau etika komunikasi Islam ini merupakan panduan bagi kaum Muslim dalam melakukan komunikasi, baik dalam komunikasi intrapersonal, interpersonal dalam pergaulan sehari hari, berdakwah secara lisan dan tulisan, maupun dalam aktivitas lain.

Dalam berbagai literatur tentang komunikasi Islam kita dapat menemukan setidaknya enam jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan) yang dikategorikan sebagai kaidah, prinsip, atau etika komunikasi Islam, yakni sebagai berikut :

1.  Qaulan Sadida
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida perkataan yang benar” (QS. An-Nisa 9)

Al-Qasyani berkata bahwa sadad dalam dalam pembicaraan berarti berkata dengan kejujuran dan dengan kebenaran dari situlah terletak unsur segala kebahagiaan, dan pangkal dari segala kesempurnaan; karena yang demikian itu berasal dari kemurnian hati.Dalam lisanul A’rab Ibnu Manzur berkata bahwa kata sadied yang dihubungkan dengan qaul (perkataan) mengandung arti sebagai sasaran.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan diatas,dapatlah dikatakan bahwa yang dihubungkan dengan kegiatan penyampaian pesan dakwah adalah model dari pendekatan bahasa dakwah yang bernuansa persuasif. Moh. Natsir dalam Fiqhud dakwahnya mengatakan bahwa, Qaulan Sadida adalah  perkataan lurus (tidak berbeli-belit), kata yang benar,keluar dari hati yang suci bersih, dan diucapkan dengan cara demikian rupa, sehingga tepat mengenai sasaran yang dituju yakni sehingga panggilan dapat sampai mengetuk pintu akal dan hati mereka yang di hadapi.

Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. Dari segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai kadiah bahasa yang berlaku. Dari segi redaksi, komunikasi Islam harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar, baku, sesuai kadiah bahasa yang berlaku.

2.   Qaulan Baligha (Perkataan Yang Membekas Pada Jiwa)

Ungkapan qaulan baligha terdapat pada surah an-Nisa ayat 63 “Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka.karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).


Pengertian qaulan baligha menjadi dua, qaulan baligha terjadi bila da’i (komunikator) menyesuaian pembicaraannya dengan sifat-sifat khalayak yang dihadapinya. Kedua,qaulan baligha terjadi bila komunikator menyentuh khalayaknya pada hati dan otaknya sekaligus. 


Jika dicermati pengertian qaulan baligha yang diungkapkan maka dapat disimpulkan bahwa kata Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka.  

      “Berbicaralah kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka”(H.R. Muslim).

     ”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann bahasa kaumnya”(QS.Ibrahim:4)

3.  Qaulan Ma’rufa (Perkataan Yang Baik)

Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Sebagai muslim yang beriman,perkataan kita harus terjaga dari perkataan yang sia-sia, apapun yang kita ucapkan harus selalu mengandung nasehat, menyejukkan hati bagi orang yang mendengarnya. Jangan sampai kita hanya mencari-cari kejelekan orang lain, yang hanya bisa mengkritik atau mencari kesalahan orang lain, memfitnah dan menghasut.  

“Qulan Ma’rufa perkataan yang baik– dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah: 263).

4.  Qaulan Karima (Perkataan Yang Mulia) 

“Dan  Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali kali janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima –ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23).  


Dakwah dengan qaulan karima  adalah orang yang telah lanjut usia,pendekatan yang digunakan adalah dengan perkataan yang mulia, santun penuh penghormatan dan penghargaan tidak menggurui tidak perlu retorika yang meledak-ledak. Term qaulan karima terdapat dalam surat al-isra ayat 23

Dalam konteks jurnalistik dan penyiaran, Qaulan Karima bermakna menggunakan kata-kata yang santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan sadis.

5.   Qaulan Layyinan (Perkataan Yang Lembut) 

Term qaulan layyinan tardapat dalam surah Thaha ayat 43-44 secara harfiah berarti komunikasi yang lemah lembut (layyin).

      “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan Layina kata-kata yang lemah-lembut…” (QS. Thaha: 44).
 

        Dari ayat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layina berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara, seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertuturkata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh hati siapapun yang mendengarnya.Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang atau lugas, apalagi kasar.


     Dengan demikian, dalam komunikasi Islam, semaksimal mungkin dihindari kata-kata kasar dan suara (intonasi) yang bernada keras dan tinggi. Allah melarang bersikap keras dan kasar dalam berdakwah, karena kekerasan akan mengakibatkan dakwah tidak akan berhasil malah ummat akan menjauh. Dalam berdoa pun Allah memerintahkan agar kita memohon dengan lemah lembut.

“Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lemah lembut, sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (QS. Al A’raf ayat 55)


6.   Qaulan Maisura (Perkataan Yang Ringan)
       ”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan Maysura ucapan yang mudah” (QS. Al-Isra: 28).


      Dakwah dengan qaulan maisura yang artinya pesan yang disampaikan itu sederhana, mudah dimengerti dan dapat dipahami secara spontan tanpa harus berpikir dua kali. Pesan dakwah model ini tidak memerlukan dalil naqli maupun argument-argumen logika. 


Sahabat Al-faqiroh, semoga pembahasan isi artikel ini bermanfaat bagi kita semua, Allahumaa Amiin...
 
Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan.


Al-Faqiroh Albanjary

SEDEKAH DALAM ISLAM

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah…

         Dalam kehidupan sehari-hari manusia didesak dengan kebutuhan yang tiada henti, perjalan hidup tersebut banyak tuntutan dan persolan yang harus dipenuhi dan  diselesaikkan dengan sabar dan ikhlas dan tawakkal, terkadang manusia disibukkan dengan urusan sendiri tanpa melihat sekelilingnya atau lingkungan dimana dia berdomisili, tidak semua manusia mampu memenuhi kebutuhan dalam hidupnya, ada kalanya manusia tersebut butuh bantuan orang lain demi untuk mempertahankan hidupnya, terkadang dia rela menghabiskan waktunya dari pagi hingga malam mencari nafkah demi untuk memenuhi kebutuhan pokok, dalam Islam diutamakan kita menolong orang yang membutuhkan pertolongan baik dalam bentuk apapun baik moril maupun materil, ketika kita melihat orang yang membutuhkan pertolongan hendakalh kita menolong orang tersebut sebisa mungkin, karena hidup akan terasa indah ketika kita bisa berbagi dengan orang lain.

          Mencari sesuatu yang belum pasti kadang membuat seseoarang merasa bosan dan tidak dapat mengendalikan hidupnya, karena orang yang kategori kekurangan atau miskin bisa menjadi kan ingkarnya seseorang tersebut kepada perintah Allah dalam isalam dijelaskan “kemiskinan itu bisa membawa kekafiran” seseorang itu, maka dari itu ketika kita ditimpa musibah kemiskinan maka hendaklah kita bersabar, karena Allah bersama orang-orang yang sabar. 

        Dalam Islam, sedekah yaitu berasal dari bahasa arab yaitu sadaqoh  yang artinya suatu pemberian oleh seseorang yang untuk orang lain secara sukarela dan ikhlas. Dan hanya ingin mendapatkan ridha dari Allah SWT atau pahala semata. Banyak firman Allah dalam Alqur’an yang menganjurkan dalam sadaqoh diantarnya Q.S An Nisaa (4): 144 yang artinya : “tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) membuat sedekah, atau berbuat ma’ruf atau mengadakan perdamaian diantara manusia. Dan barang siapa yang membuat demikian karena mencari keridhaan dari Allah, maka kelak kami akan memberikan kepadanya pahala yang besar”.  

          Nilai Pahala sedekah akan hilang bila si pemberi menyebut-nyebut (riya) ssedekah yang ia berikan atau menyakiti hati dan perasaan di penerima sedekah dalam hal tersebut Allah menjelasakan dalam Q S Albaqarah (2): 264) yang artinya sebagia berikut : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti perasaan sipenerima.
  
Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan.

Al-Faqiroh Albanjary    

MERENUNG DAN KENALIN MAKNA HIDUP KITA SEBAGAI HAMBA ALLAH SWT DAN RASULULLAH

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Sahabat Al-Faqirah… 

         Sama-sama kita merenung dan kenalin apa sesungguhnya makna hidup kita dalam Islam. Sahabat-sahabat semua apa pasalnya mengapa benda-benda favoritmu dan tempat yang engkau inginkan daripada Allah dan Rasulullah? Sahabatku, pasal apa mengapa engkau lebih membanggakan kedudukan, jabatanmu di dunia ini ?

       Sahabatku yang dirahmati Allah mengapa pasal seperti ini yang banyak engkau banggakan, sehingga di jaman sekarang masalah ini sangat membuat orang menjadi berprilaku sombong dan membuat kita congkak, dan sampai merasa ia lebih baik dari makhluk lainnya maupun Allah dan Rasulullah.
 
         Sahabatku yang dirahmati Allah, engkau pikir semua itu akan kekal di dunia ini ? dan apa engkau piker apakah semua ini akan selalu bersama mu ?
Wahai sahabatku, semua itu akan hilang tidak akan kekal abadi.

       Sahabatku Allah SWT tidak melihat fisik para hamba-Nya , besar atau kecil, cantik atau jelek. Dan Allah tidak pernah melihat kita kaya atau miskin, dalam hal tersebut di sisi Allah SWT tidak berarti.



        Sahabatku, dalam hal ini tidak ada hubungannya dengan Allah SWT dan makhluknya, kecuali hanyalah Takwa.


“maka barang siapa yang bertakwa kepada Allah, di lebih dekat kepada Allah dan lebih mulia disisi-Nya”.


       Wahai sahabatku, maka karena itu janganlah kita menyombongkan hartamu, kecantikanmu, jasadmu,  dan hal apapun yang kamu miliki  di dunia.  Dalam hal ketika kamu bertakwa kepada Allah tentu saja kamu akan mendapatkan karunia-Nya.
          Ingatlah sahabatku, kita harus banyak-banyak bersyukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Dan ketika kita ingin melakukan hal apapun maka kita harus melakukan dengan hal niat yang baik dari hati dank arena Allah SWT. 
         Sahabatku, dijaman sekarang banyak umat-Nya yang terlahir kedunia dengan tujuan orang tua yang anaknya akan menjadi anak baik, sholeh dan sholeha, akan tetapi manakala setelah lahir berdiri diatas sesuatu yang rusak makan dia akan menjadi hancur. 

       Wahai sahabatku, ingatlah tujuan kita di dunia ini adalah menjadi hamba Allah yang salalu bertakwa. Dan apapun masalah dan cobaan serta bala dan azab tentu saja akan kita rasakan. Nah, apakah setelah kita merasakan Azab dari Allah baru kita ingin bertaubat ? (Nauzubillahi minzalik). 
       Baiklah sahabatku agar kita menjadi hamba Allah dan Rasululah yang baik dan bertakwa, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan kita. Dan sesungguhnya makna kehidupan kita di dunia hanyalah bertujuan untuk menyembah Allah, menaati perintahnya dan menjauhi larangannya.
         
Rasulullah SAW bersabda “ Allah tidak melihat fisik dan rupa kalian, akan tetapi Allah melihat hati amal dan perbuatan kalian.” (HR.Muslim)
           Sahabatku, semoga renungan dan makna hidup yang kita alami menjadi motivasi bagi kita untuk menjadi insane yang selalu berakhlak karimah. Amiin Ya Rabbalalamin.
 
Tetap semangat share ilmu di dunia nyata ataupun dunia maya dan tetap berdakwah, tentunya dengan memohon pertolongan Allah dan berhias dengan keikhlasan.  

Al-faqiroh Albanjary

Kategori

Kategori